Pages

31 December, 2007

Happy New Year 2008

"Glory to God in highest heaven,
Who unto man his son hath given;
While angels sing with tender mirth,
A glad new year to all the earth.."

(Martin Luther King)



As the new year dawns...
May it bring for you promise of..
New dreams to fulfill,
new goals to reach,
and new joy to discover!

HAPPY NEW YEAR 2008.

Architectaria - Architect and Planners






30 December, 2007

Menata Ruang Tamu Di Rumah Anda

Menata ruang tamu di rumah dengan ukuran yang bervariasi merupakan tantangan tersendiri. Selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur agar nyaman dan tidak berkesan penuh.



Demi kepraktisan, sebagian orang meniadakan ruang tamu di rumahnya. Di rumah-rumah yang mungil, ruang tamu fungsinya seringkali digabung dengan ruang lain. Misalnya tamu yang akrab langsung dipersilakan masuk di ruang keluarga. Sementara itu, tamu lain cukup diterima di teras rumah saja.


Namun untuk sebagian orang, ruang tamu tetap jadi bagian yang sangat penting karena ruang tamu mencerminkan karakter si pemilik. Bagi rumah dengan ukuran yang pas-pasan tentu selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu menghabiskan ruangan. Bagi pemilik rumah yang cukup luas, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah.



Di rumah mungil, ruang tamu tentu juga berukuran mungil, karenanya jangan memenuhi ruang tamu dengan furniture. Cukup sediakan sofa dengan dua dudukan (two seaters), satu sofa single seater, dan meja kecil. Apabila masih ada ruang lebih tambahkan meja sudut. Furnitur yang ada jika memungkinkan letakkan disandarkan ke dinding agar ruang terlihat lebih lega.




Yang terpenting, peletakkan tidak mengganggu alur sirkulasi dari pintu masuk ke ruang-ruang lainnya. Di rumah dengan ukuran ruang tamu yang cukup luas atau luas, bisa diletakkan sofa dengan ukuran yang cukup besar, misalnya dengan sofa 3-2-1 seaters dan dengan meja tamu dan meja sudut dengan peletakkan yang hampir sama dengan rumah mungil agar tidak mengganggu alur sirkulasi menuju ruang lainnya.

Agar tidak monoton, menggabungkan dua buah sofa yang berbeda sangatlah menarik. Beda disini maksudnya adalah beda bentuk, beda desain, ataupun beda warna. Untuk menjembataninya carilah benang merah antara keduanya, misalnya berupa warna yang senada.




Di ruang tamu dengan luas yang terbatas, lebih cocok diisi dengan furnitur yang ringan, tempat duduk yang tebal, seperti sofa memberi kesan berat. Namun pemilihan sofa yang tepat bisa menjadikan ruang tamu tidak terkesan penuh.

Tips-tips pemilihan sofa misalnya dengan warna terang, pilih sofa dengan dua seaters, jangan terpaku pada ukuran standar sofa (umumnya lebar 80cm) karena akan membuat ruangan semakin sempit, pilih dengan ukuran 60 cm atau 50 cm, jika sofa ingin diletakkan menempel pada dinding, pilih sofa tanpa sandaran. Ini akan menghemat ruang ataupun juga sofa tanpa sandaran lengan.

Gambar-gambar : Koleksi Architectaria
Source : Dari Berbagai Sumber









29 December, 2007

The Planning of a New Home from Start to Finish

This exercise shows how a house design is constructed from start to finish. This home is set in the East Kalimantan therefore it is built to the North sun not the South.

Throughout the sketches and photographs you will notice how the building is laid out and the various stages of construction.

You will note how a two dimensional plan takes form in three dimensions as construction takes place.

As an interior designer or trying to learn the art of design, one of the most fundamental skills is to think in three dimensions and visualise the project in it's entirety before it is constructed.



The Design Brief:

(For information on how to get a good client brief)

The client had found a site above a lake set in a valley surrounded by mountains. She wanted to take advantage of the sun and the views from as many aspects as possible.

While the site was set upon a hill, it was subject to afternoon winds but full use of outdoor living was to be attained without having to endure the wind.

The home was to be simple to live in and be able to have the guest bedrooms cut off from the rest of the living area, while the guest area wasn't being used.

Three Bedrooms each with their own bathroom, a sunny conservatory area adjacent the kitchen were required, as well as a living area and open fire, a larger dining room to accommodate the dining table and chairs without encroaching on any of the other spaces and still be adjacent to the kitchen and living areas so that all three could be interactive and flow.

A laundry and double garage with a large loft above that could be converted into another apartment or flat at a later stage were all part of the brief.

The style was to be earthy, with a hint of Tuscan flavour and fit into the local surroundings making use of old railway sleepers and bridge beams to create an aged and solid feel.


The Design Resolve:

The many aspects of a home like this needed to be compartmentalized and rather than take one large box an additive design was used.

This means taking the requirements or rooms that are needed and linking (adding) them together rather than taking a large box and splitting it up into compartments (divisible).

A simple bubble diagram was first used to determine the spaces required and their relationships.

You can see from the diagram below how simple an excercise it is, and you just keep reworking it until you get everyroom flowing as you want them.

It seems too simple and it is but it is a process that is often overlooked because it is simple and designers leap in and start planning the exterior look and then try and fit the rooms inside, this means that you are always going to have compromises.

Careful planning at the start of a project means that you will get the end result you desire, so don't rush it imagine tyourself moving around the bubble diagram from room to room, think about bringing the groceries home and unloading them, doing the laundry and access to the outdoors to hang it out, cooking a meal and serving it in the dining room.

Work out scenarios and see if the spaces are working as a team. It is much easier to do this at the beginning than make changes once the framing is up!



A simple bubble diagram was first used to determine the spaces required and their relationships.



Developing the spaces.


The next step was to develop the spaces relationship to the exterior environment whilst simultaneously trying to confirm each spaces relationship to the other and create a harmonious flow.

After that the jigsaw took shape and the size of the spaces were determined.

The sketch plan then took form and while there were a number of different layouts along the way, this was the basic process of space planning.

The elevations of the home were developed through sketching and generating ideas. I don't think that there is too much of a formal way of doing this. My method is to sketch and experiment until a form that is pleasing takes shape.

You can use scaling methods such as the golden section and that will help create formality and create a pleasing aspect to the eye but the overall form and detail is a combination of the plan and it's relationship to the elevations as well as the interior three dimensional feeling or quality of a room.



Formalizing the relationships and the Spaces in Relation to the Exterior



The final sketch plan.


The next section shows the house under construction and points out various construction methods as well as providing design tips and design features.










28 December, 2007

Membangun dan Merenovasi Rumah ala Desainer

Adakalanya ketika sebagian orang atau mungkin anda memutuskan untuk membeli sebuah rumah merasa kurang puas, ketidakpuasan tersebut dapat saja dengan alibi yang beraneka macam. Desain yang dirasa kurang cocok, lokasi yang kurang strategis, atau mungkin harga yang anda anggap kurang pantas diberikan pada sebuah produk (rumah) jika ditinjau dari kualitas produk tersebut. Untuk anda yang memiliki more budget mungkin anda tidak terlalu pusing, anda tinggal menentukan kriteria rumah yang anda inginkan (desain, lokasi, atau developer dari yang menjual jasa perumahan, dsb) kemudian anda bisa langsung membeli. Tapi bagi sekelompok orang yang tidak termasuk dalam golongan the have tentu bakal sedikit lebih pusing yah? banyak hal yang harus dimasukkan dalam daftar seleksi. Misalnya saja: dengan budget 90 jt desain seperti apakah yang cocok, bagaimana kualitas bangunannya, dimana lokasinya, developer nya bonafid atau tidak, dsb.

Seringkali perumahan-perumahan yang dibangun oleh beberapa developer memiliki jenis kesalahan yang seragam, buta akan etika profesi, tidak menggunakan hati nurani, tidak memilki rasa malu atas kewajiban dan tangung jawabnya, melakukan pembenaran atas asas ekonomi yang salah kaprah didalam otak mamalia pimpinan dan selanjutnya mengambil keuntungan atas sesuatu yang bukan merupakan haknya , dsb. Anda percaya? Kalau anda masih ragu-ragu saya akan tunjukkan, dimana letak persamaan (dalam hal kesalahan) dari para developer tersebut.. Beberapa developer menghasilkan produk (bangunan) dengan kualitas bangunan yang buruk, hal ini biasanya terjadi karena developer tersebut mensub-kontrakkan pembangunan rumah kepada para sub-kontraktor (dalam hal ini kita sebut saja : Sub-kontraktor tingkat pertama), selanjutnya sub-kontraktor tingkat pertama mensubkontarkkan proyek tersebut kepada sub-kontarktor tingkat kedua, dst.




Bayangkan saja jika proses subtitusi pembangunan rumah itu terjadi beberapa kali, dan setiap sub-kontraktor mengambil keuntungan masing-masing? Akibatnya Biaya produksi bangunan untuk setiap unitnya makin berkurang, efek dari berkurangnya biaya produksi bangunan tersebut adalah terbatasnya anggaran untuk membeli material yang berkualitas dan mempekerjakan tukang atau tenaga yang ahli, ditambah lagi dengan pelaksanaan pekerjaan yang terburu buru untuk mengejar progress atau deadline membuat kualitas dari produk yang dihasilkan bisa dipastikan buruk, dan sudah pasti yang buruk itu akan mengecewakan.

Untung saja, beberapa orang dari kalangan profesional (Arsitek dan Civil Engineer) yang mengerti tata cara membangun rumah mulai dari tahap pra rencana/pra design, desain, perencanaan, pelaksanaan+pengawasan, dan pemeliharaan berinisiatif mendirikan usaha kontraktor (walaupun dalam skala kecil) untuk melayani jasa renovasi ulang bangunan standar dari developer, atau mungkin membangun bangunan dilahan (kapling) yang kosong. Harganya pun bervariasi, renovasi minor pada bangunan (ex: mendesain kitchen set, mengganti warna cat, membuat tamaan/landscape, kolam renang, dll) hingga renovasi pada tingkat major, seperti : menambah lantai bangunan, merombak total bangunan kemudian mendirikan bangunan yang baru, renovasi pada bagian-bagian tertentu yang dikehendaki oleh pembeli, dll. Masalahnya, berapakah pantasnya harga rumah ala desainer ini? perlukah anda membeli rumah ini? Atau, bila anda juga ahli bangunan yang ingin berbisnis dengan model seperti ini seharusnya berapakah pricing rumah yang akan anda tawarkan?


Kasus 1: Membangun rumah dari kapling kosong

Dibeberapa perumahan, developer memang menyisakan kapling kosong. Biasanya kapling yang dijual ini diposisi hook, ada kelebihan tanah, ataupun bentuk yang tidak persegi. Bila kita pembeli membangun rumah dikapling ini tentunya tidak ada permasalahan. Namun bila arsitek ini serta merta membangun dengan harapan dijual kembali tentunya tidak akan semudah diatas. Yang marak terjadi adalah, rumah yang sudah dibangun dijual dengan harga yang terlalu mahal.

Contoh: Seorang arsitek membeli kapling kopel seluas 150 m2 dengan harga 300 juta. Setelah dibangun bertingkat, rumah tersebut dibandrol dengan harga 1,5 milyar. Selang 1/2 tahun, rumah tersebut tidak laku terjual, dan kini statusnya dikontrakkan. Untuk menghindari kasus seperti diatas (yang anehenya masih marak terjadi) seharusnya arsitek menganalisa terlebih dahulu perbandingan rumah dilokasinya. Bila harganya mencapai 3-4 kali lipat, sedangkan lokasi tidak jauh beda, ada baiknya usaha penjualan rumah model ini dipertimbangkan kembali.


Kasus 2: Merenovasi Minor (kitchen set, taman, interior, dll)

Membeli rumah dari developer kemudian melakukan renovasi minor tanpa merubah struktur bangunan, dengan budget hingga 5-20% dari harga asli rumah masih mungkin untuk dibeli oleh calon pembeli. Kasus ini yang paling diminati, karena tampilan rumah sudah berubah dari bentuk aslinya dan harga renovasinya tidak terlalu tinggi. Karena jika harga rumah yang anda beli dan renovasi sudah terlalu tinggi, besar kemungkinan calon pembeli akan beralih dan memilih perumahan yang lebih baik.




Bagaimana dengan anda? Apakah anda salah satu dari yang memiliki pengalaman dengan jual-beli rumah ala arsitek seperti ini? :-)









22 December, 2007

House on the Market? How to Get that Extra Dollar.

When buying a new home, you will remember that you first saw a picture or drove by, if you didn't like the look of the outside, then you just kept driving. This is an important fact to remember when we now go to sell our own home.

The first impression of the house is the one that will mean stop and come in or forget it.

So we need to make that street or curb appeal inviting and welcoming.

Start by trimming, cut everything back so it nice and neat and tidy. Make sure you can get to the front door with out your hair being skewered by a tree.

Get rid of all the dirt on the outside of the house, it is amazing how much street grim builds up on your walls. Hose down the house, remove the dirt, cobwebs and anything else lurking under the eaves.

Sparkly clear windows, inside and out, with no damaged glass are a must have, they make you house feel larger and accentuate your views.


Make your entrance inviting, surround it with good looking well cared for plants, perhaps some flowers in a pot, they always look cheerful and provide color. Remove anything dead and give the entry a good sweep and hose down. Paint or stain the steps, replacing any broken tiles. Spray for mould or slippery greenery that may be living there, you don't want them to injure themselves on the way in!.


Make the entry neat and tidy, it provides a good first impression.


There are simple things that we forget, that is that perspective buyers look everywhere, even in the dishwasher, so make sure you have at least washed the dishes, no nasty smells left for them to find.

This does take time but it has a double barrelled effect, clean out all cupboards and wardrobes, this makes the spaces look larger and gives the appearance that the spaces are large and adequate. This also saves time when it comes to moving out.

Run around the house with a duster and remove cobwebs, look for mould on the walls and children's drawings! Get rid of any victims. You want to make sure that you house looks well cared for and not neglected.

Let as much natural light into the home as possible, open up blinds and curtains, go easy on the window opening, especially if it is windy!

Some simple things which can often be overlooked, make all the beds, yes even the children's! Put all the dirty washing in the laundry or better still wash, dry and put away! You want to make sure there is nothing to turn off a potential buyer.

One important area is the kitchen, simple stuff here, keep it clean and tidy. Decorate by adding a bowl of fresh fruit or a vase of fragrant flowers to create a pleasant aroma. There are two minds about the fresh coffee brewing, it can be an unpleasnat smell for some so if in doubt, keep the smells simple.




Architectaria - Architect and Planners




20 December, 2007

Desain Interior Rumah Art Deco dan Modern Minimalis

Agar terlihat serasi dan enak dipandang, menata interior rumah sebaiknya diselaraskan dengan fasad bangunannya. Jika tampak mukanya memakai art deco, penataan interiornya juga tidak lari dari gaya itu. Demikian pula untuk model rumah minimalis, interiornya pun didesain dengan gaya yang senada. Meskipun dalam penerapannya, tidak bulat-bulat memakai kedua gaya itu.



Front View - Desain Rumah Modern Art Deco



Axonometric View - Desain Rumah Minimalis Modern


Untuk interior ruang tamu, penerapan gaya art deco yang banyak memakai ornamen bulat, kotak-kotak, atau bentuk geometris lainnya, cukup dijadikan aksen saja. Misalnya, hanya dipakai untuk lemari TV atau lemari display lainnya.




Sedangkan perabot lainnya, seperti meja dan kursi, dipilih model yang simpel dan finishingnya memakai warna cocoa brown (cokelat gelap). Bila perlu, diberi aksen warna hitam agar terlihat lebih mewah.



Sementara, jika memakai konsep minimalis, karena semuanya dibuat serba minimal, supaya ruang tidak terkesan kosong perlu diberikan sedikit aksen. Misalnya, ada satu meja atau kursi yang desainnya tradisional.



Material aksen lainnya bisa juga dipakai, seperti benda-benda hasil kerajinan seperti patung (statue), sculpture, dan aksesoris lain yang diperoleh ketika berkunjung ke daerah atau hasil melancong ke luar negeri.



Realis-Contemporer Statue belongs to Architectaria


Ruang keluarga, untuk rumah model art deco atau minimalis, akan lebih cocok memakai permainan warna cokelat dan serat-serat kayu.




Selain itu, orang juga banyak yang menyukai kayu nyantoh, karena seratnya lurus-lurus, atau kayu mahoni yang warnanya agak kemerah-merahan. Sementara model-model furniturenya juga dipilih yang simpel, tidak memakai ukir-ukiran maupun profil.




Sementara di bagian kamar tidur, dinding kamar tidur juga disarankan memakai warna-warna cerah minimalis. Kalaupun diberi aksen, biasanya untuk dinding di belakang headboard ranjang. Sementara bila memakai wallpaper, dipilih corak daun-daunan, anyam-anyaman bambu, dan sebagainya.




Model tempat tidurnya juga dibuat sederhana, mirip furniture Jepang. Dibuat pendek dengan dipan lurus memakai kaki. Untuk itu, agar kelihatan mewah, head-board ranjangnya perlu dilapisi dengan bahan yang terbuat dari kulit atau kayu bergelombang.




Finishing kayunya memakai warna gelap cocoa brown atau maple. Bisa juga bahan kulit tersebut dianyam agar mengesankan tradisional. Bahan kulit juga bagus dipakai untuk pelapis kursi yang ditaruh di kamar.



Sedangkan meja dan kursi di ruang makan, juga dipilih yang modelnya simpel. Top table-nya bisa memakai kayu, dapat pula memakai kaca. Dinding ruang makannya diberi ornamen, misalnya batu paras Yogyakarta, dan kaca cermin kotak-kotak (kaca patri).




Kemudian untuk penerangannya memakai lampu gantung berbentuk geometris, bulat, kotak, atau prisma.




Sementara untuk kursi makannya, kebanyakan dengan high backing dan bahan yang dipakai biasanya 'chenille' warna coklat, krem atau hitam kulit (ram).




Architectaria - Arsitek dan Perencana




18 December, 2007

Memperindah Ruangan Dengan Dekorasi Dinding

Pajangan di dinding ternyata tak hanya berfungsi memperindah ruangan tapi juga menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan pada sebuah ruangan. Tak sulit untuk melakukannya. Yang dibutuhkan hanya sedikit kreativitas.



Baik dengan gambar pemandangan, foto ataupun cermin pajangan di dinding dapat menghidupkan suasana dalam ruangan sesuai dengan yang Anda inginkan. Tak hanya itu, pajangan dinding ini juga dapat memberi efek ruangan terlihat lebih besar, luas dan tinggi. Bila Anda masih menyangsikannya simak tip berikut ini:




Ruangan yang sempit merupakan tantangan tersendiri untuk dapat menatanya dengan baik. Keterbatasan lahan bukan berarti kreativitas juga menjadi terbatas. Bila ingin membuat ruangan terlihat lebih panjang, Anda dapat bereksperimen dengan menambah beberapa garis horizontal yang melintang di tengah dinding. Tak perlu terlalu banyak, cukup beberapa garis saja dengan cat yang cukup tebal. Kehadiran garis ini dapat membantu mempertegas panjang ruangan.




Cara lain, gunakan pajangan dinding dengan gambar yang didominasi dengan garis horizontal. Misalnya, gambar pegunungan, pantai, tanah yang lapang, dan lain-lain. Gambar-gambar tersebut dapat memberikan ilusi panjang dalam sebuah ruangan.




Untuk menyiasati sudut ruangan yang sempit, gantungkan cermin yang cukup besar di salah satu dindingnya. Pantulan bayangan dari cermin tersebut dapat memberi ilusi seolah-olah masih terdapat ruangan lain di balik cermin. Pada dinding disebelahnya, berikan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan bagian dinding lain. Tambahkan pajangan dinding dengan gambar warna-warni yang cerah. Pantulan gambar tersebut pada cermin juga dapat memberikan ruangan terasa lebih lebar.




Bila langit-langit di rumah rendah, gunakan pajangan dinding dengan pigura yang berbentuk persegi panjang secara vertikal. Pilihlah gambar yang juga menonjolkan unsure garis vertikal.




Untuk ruangan yang tidak memiliki jendela terlalu banyak atau jendela yang kecil siasatilah dengan menggunakan gambar pemandangan taman atau hamparan rumput yang luas dan indah sebagai pajangan dinding. Gunakanlah pajangan yang menggunakan trik tiga dimensi, dengan begini Anda serasa melihat lansung sebuah taman atau objek lain dari dalam rumah.




Untuk mengisi kekosongan pada ruangan yang terlalu luas, pajanglah beberapa pigura kecil dengan gambar berseri yang diurutkan dengan rapi.






Architectaria - Arsitek dan Perencana




15 December, 2007

Membangun Kamar Mandi

Agar tampil lebih menarik, sebuah kamar mandi harus dibarengi dengan berbagai perlengkapan yang telah didesain untuk memenuhi kebutuhan dan selera. Beberapa diantaranya adalah perlengkapan kamar mandi yang menarik dengan warna-warna yang memikat sebagai unsur dekoratif, serta fungsional seperti bathub, wastafel, closet, bidet, shower serta penunjangnya seperti cermin, handuk, perangkat perawatan rubuh, mulai dari sabun, sikat gigi, shampo, dan lain-lainnya . Dalam membangun sebuah kamar mandi, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.




Faktor Sehat (Higienis)

Untuk menunjang faktor higienis tersebut, usahakan semua bahan atau material, terutama lantai dan dinding harus kedap air. Dengan demikian, otomatis kamar mandi dengan mudah dapat dibersihkan. Karena kamar mandi dapat dengan mudah menghasilkan bau yang tidak enak, maka diperlukan ventilasi udara yang memadai. Usahakan sinar matahari masuk ke dalam kamar mandi, sebab dengan masuknya sinar matahari bakteri-bakteri yang ada dengan cepat akan musnah.





Faktor Kenyamanan (Comfort)

Untuk menunjang faktor ini, usahakan menggunakan warna-warna cerah. Apabila kamar mandi menggunakan warna gelap, kotoran yang melekat tidak tampak. Hal inilah yang akan membuat keadaan kamar mandi tidak sehat dan tidak nyaman. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu tersedia sumber air yang bersih dan pembuangan air kotor dari kamar mandi harus lancar.




Faktor Keamanan (Safety)

Diusahakan baik lantai maupun bak air menggunakan material yang tidak licin. Semua material yang ada didalam kamar mandi, harus berkualitas dan kokoh, termasuk baik pemasangannya. Misalnya : pemasangan wastafel atau rak bahkan cermin harus benar dan kokoh agar aman.
Apabila hal-hal tersebut di atas diperhatikan, kamar mandi yang akan didesain , nantinya dapat memenuhi kebutuhan, serta mendukung penampilan kamar mandi Anda menjadi lebih nyaman untuk digunakan dan bersuasana menarik dengan segala bentuk dan atributnya.


Jagalah Kebersihan:
  • Bersihkan kamar mandi dengan cara menyikat lantainya agar tak berjamur. Setelah itu tambahkan larutan wangi-wangian atau pembasmi kuman.
  • Pastikan dinding keramik dan kaca kamar mandi dalam keadaan kering. Jika tidak akan muncul noda.
  • Tempat duduk dan lubang kloset harus dibersihkan tiap hari. Begitu juga lubang pembuangan air.
  • Jika memakai pemanas air segera bersihkan uap yang menempel di kaca.

Masalah lain yang bisa dikembangkan adalah Anda ingin kamar mandi yang pakai bak air dengan gayungnya, memakai shower, atau menggunakan bak untuk berendam? Anda ingin lantai kamar mandi yang datar atau bertingkat-tingkat? Kalau sudah begini masalahnya, Anda sudah bisa memilah-milah bentuk atau ruang di kamar mandi. Ada untuk wilayah basah dan ada pula untuk wilayah kering.





Jika kriteria tambahan ini dapat dipenuhi, rasanya Anda dapat mempunyai kamar mandi yang cukup nyaman. Namun, apabila kenyamanan ini belum memuaskan, silakan melakukan upaya lebih, misalnya bermain dengan bahan-bahan kamar mandi yang lebih bermutu.




Untuk aksesori, dipilih yang lebih menawan. Untuk pintu dan kaca di kamar mandi, pilihlah yang lebih bermutu. Pilihan pada kualitas pada akhirnya akan membuat Anda puas karena kusen dan daun pintunya tidak mudah digerogoti rayap. Kacanya pun amat variatif dan tidak mudah pecah.

Mengenai bahan bermutu ini, ada catatan khusus. Kamar mandi berbeda dengan ruangan lain karena air yang keluar darinya adalah air yang mengandung aneka endapan dan busa. Untuk ini, air buangan kamar mandi kering meninggalkan jejak berupa bekas di lantai atau di kloset yang tidak dibersihkan secara detail sekali. Endapan ini sedikit demi sedikit baru mulai kelihatan saat sudah mulai sulit dibersihkan dengan cara biasa.





Mutu bahan yang bagus untuk kamar mandi adalah bahan yang tidak mudah menampakkan kerak kotoran, serta mudah dibersihkan baik dengan cara fisik maupun dengan bahan kimia tertentu.

Tidaklah bijaksana terlalu sering memakai bahan asam untuk membersihkan lantai kamar mandi demi kelestarian lingkungan. Namun, juga membosankan kalau harus terlalu sering mengganti lantai karena banyaknya endapan kerak yang tidak bisa hilang lagi. Bahan keramik yang bermutu umumnya mudah dibersihkan dari endapan kerak.





Warga yang suka wangi-wangian, atau yang ingin agar kamar mandinya selalu segar, suka meletakkan wangi-wangian di kamar mandinya. Lalu meletakkan satu atau dua kembang di sudut kamar mandi, biar muncul suasana segar. Akan tetapi, semua di atas semua kriteria ini, privacy dan kenyamanan selalu nomor satu.



Architectaria - Arsitek dan Perencana



14 December, 2007

Beberapa Langkah Dalam Membangun Rumah Impian Anda - #2. Menghitung Analisa Harga Satuan

Pada artikel kali ini, kita memasuki bagian ke-2 dari 3 tahap perencanaan pembangunan rumah tinggal anda. Sebenarnya ada 4 tahapan dalam perencanaan pembangunan, yaitu : desain arsitektur bangunan, perthitungan volume pekerjaan, perhitungan analisa harga satuan, perhitungan RAB.. Itupun masih dalam frame konvensional, karena dalam frame advanced, keempat tahapan yg sudah saya sebutkan tadi masih dapat dikombinasikan dengan tahapan-tahapan yang lain seperti pembuatan bar chart/s-curve, penjadwalan dan pengendalian material dengan metode MRP, EOQ, POQ, LFL, dll. Tetapi biasanya advanced planning ini hanya diberlakukan pada proyek-proyek konstruksi dengan jangka waktu yang lama, dengan pemakaian pekerja, material, dan cost of production yang besar.. Tahapan advanced ini dimaksudkan untuk menjamin tiga tujuan utama dalam proyek konstruksi yaitu : biaya, mutu dan waktu dapat berjalan selaras, sehingga tujuan akhir dari proyek konstruksi tersebut dapat tercapai.


Pada artikel sebelumnya, saya telah menunjukkan bagaimana menghitung volume pada setiap item-item pekerjaan. Perhitungan volume pekerjaan adalah bagian paling esensial dalam tahap perencanaan proyek konstruksi (rumah tinggal, gedung, jalanan, jembatan, bendungan, pelabuhan, irigasi, dsb). Kenapa saya katakan esensial? karena pada bagian itulah ditentukan kelanjutan dari proses perencanaan tersebut. Ketika seorang insinyur atau lebih tepatnya project planner (saya tidak menyebut arsitek, karena arsitek biasanya hanya dominan pada tahap desain arsitektur) salah dalam melakukan perhitungan volume pada item-item pekerjaan, bisa dipastikan kelanjutan dari sebuah proyek menjadi SURAM!. Kenapa suram? yah tentu saja suram, karena hasil perhitungan volume pekerjaan bersama dengan analisa harga satuan yang akan dijadikan variabel dalam perhitngan RAB dan pembuatan bar chart atau s-curve. Disinilah letak esensialnya perhitungan volume pekerjaan, untuk menghitung analisa harga satuan, tingkat kerumitannya tidak terlalu besar.. dan sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan memiliki kemampuan matematika dasar yang baik.. Tetapi untuk menghitung volume pekerjaan, tidak semua orang bisa melakukannya. Dibutuhkan analisa yang cermat dan tingkat ketelitian yang tinggi agar hasil perhitungan volume pekerjaan tersebut menghasilkan output yang valid.


So, jika output dari volume pekerjaan tersebut benar maka show will go on, and lets hope the project get nice and profit ending. Tapi kalau salah? maka perhitungan volume tersebut harus diulang sampai benar. Ok, saya pikir pada artikel ini kita tidak perlu lagi berlama-lama membahas soal volume pekerjaan. Anggap saja anda telah menegerti bagaimana menghitungnya (Kalau anda tidak mengerti juga, itulah saat dimana anda membutuhkan saya, sekaligus melakukan pembenaran atas fitrah saya untuk mendapatkan rejeki yang halal..Hahahaha). Pada gambar dibawah adalah sebuah sketsa pra-rencana sebuah rumah minimalis modern type-90 yang (anggap saja) telah kita ketahui volume item-item pekerjaan nya. Perencanaan kita lanjutkan pada proses perhitungan analisa harga satuan.



Gambar-1 : Sketsa Pra-Rencana Layout dan Tampak Depan Sebuah Rumah
Minimalis Modern Type 90


Proses perhitungan analisa harga satuan dimulai dengan memasukkan item-item pekerjaan yang akan dikerjakan. Rekap dan urutkan item-item pekerjaan tersebut mulai dari pekerjaan paling awal (pembersihan lahan, galian, timbunan, dll) sampai dengan pekerjaan paling akhir (ex: pengecatan, finishing, dsb). Satu hal yang harus saya ingatkan, ketika akan menghitung analisa harga satuan anda terlebih dahulu harus memiliki daftar harga satuan upah pekerja, daftar harga bahan/material, dan daftar analisa/index BOW. Untuk daftar analisa dan index BOW anda bisa mencarinya ditoko buku terdekat, di penjual buku-buku bekas. Saya do'akan, semoga anda beruntung dan mendapatkannya.. Jika anda telah mendapatkannya, maka proses perhitungannya relatif mudah. Paling tidak, tingkat kesulitannya tidak serumit ketika anda menghitung volume pekerjaan. Contoh perhitungan analisa harga satuan untuk rumah minimalis modern type-90 adalah seperti yang anda lihat dibawah ini :









Sebenarnya sheet excel diatas adalah satu kesatuan. Hanya saja, tidak mungkin saya tampilkan dalam format tulisan, pilihan bijaknya adalah dengan : page preview+PrtScr+Paste di paint brush+Save as Jpeg.. and then Posting :))

Buat anda yang sudah familiar dengan matematika sederhana dan memiliki kemampuan dalam menjalankan microsoft office excel, saya pikir anda sudah bisa menebak angka-angka dalam tabel-tabel diatas. See.. That's so simple! Dan itulah analisa harga satuan.. Sangat mudah dihitung dan sangat sederhana.

Bagi anda yang masih bingung juga, saya akan berikan formula sederhana dalam menghitung analisa harga satuan tersebut.

AHS = Index BOW x Harg Satuan*

*) harga satuan pekerja berdasarkan UMR
*) harga satuan material berdasarkan ketetapan pemerintah daerah setempat

Hasil dari perhitungan Analisa Harga Satuan, selanjutnya dikalkulasikan dengan Volume Pekerjaan sehingga akan didapatkan RAB (Rencana Anggaran dan Biaya). Seharusnya anda sudah dapat membayangkan seperti apa bentuk dari Rencana Anggaran dan Biaya tersebut. Tapi saya yakin anda akan tetap antusias mengikuti artikel saya selanjutnya yang akan membahas tentang Rencana Anggaran dan Biaya. Demikian artikel saya kali ini, semoga ilmu yang sedikit ini dapat menambah pemahaman anda tentang perencanaan bangunan. Keep your interest with this blog n have a nice day.. :)

Artikel terkait :
Biaya Desain Arsitektur dan Biaya Produksi Bangunan
Menghitung Volume Pekerjaan
Menghitung RAB (Rencana Anggaran dan Biaya)
Membangun dan Merenovasi Rumah ala Desainer



Architectaria - Arsitek dan Perencana