Pages

12 December, 2007

Beberapa Langkah Dalam Membangun Rumah Impian Anda - #1. Menghitung Volume Pekerjaan

Kurang lebih seminggu yang lalu, saya telah membuat artikel tentang biaya desain bangunan arsitektur dan biaya produksi bangunan. Diakhir artikel saya menjanjikan pada beberapa orang pembaca blog ini untuk membuat perencanaan rumah tinggal secara lengkap, mulai dari gambar bangunan, perhitungan volume pekerjaan, perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan RAB (Rencana Anggaran dan Biaya). Setelah bekerja keras kurang lebih seminggu lamanya.. hahahahaha, akhirnya proses perencanaan itu (saya harap anda bisa membedakan antara kedua istilah yang sering dipergunakan dalam bidang arsitektur dan teknik sipil, kedua istilah itu kadang sering terbalik-balik atau memang dibalik, atau lebih parahnya yg mengucapkan kadang tidak mengerti perbedaan diantara : PERENCANAAN dan PERANCANGAN) akhirnya dapat saya tampilkan. Namun karena panjangnya proses perencanaan itu, maka dengan berat hati harus saya pisahkan tahapan-tahapannya. Pada posting kali ini, saya akan menampilkan sketsa gambar pra rencana sebuah rumah minimalis modern type 90 beserta cara perhitungan volume setiap item-item pekerjaan nya.



Gambar-1 : Sketsa Pra-Rencana Layout dan Tampak Depan Sebuah Rumah
Minimalis Modern Type 90


Ketika anda telah memiliki sebuah design rumah (output dari sebuah desain : denah/layout, tampak bangunan, gaambar perspekstif, gambar kerja, detail, potongan, dll), maka langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menghitung volume pekerjaan. Perhitungan volume pekerjaan dilakukan atas semua item-item pekerjaan mulai dari pembersihan lahan, pekerjaan galian, timbunan, pekerjaan tembok dan pekerjaan beton, pekerjaan kayu, pekerjaan atap, pekerjaan langit-langit/plafond, pekerjaan lantai, pengecatan, pekerjaan kaca, engsel dan kuci, pekerjaan sanitasi, pekerjaan instalasi, dan pekerjan-pekerjaan yang lain. Contoh dari perhitungan volume pekerjaan adalah sebagai berikut :



















Hasil dari perhitungan Volume Pekerjaan dari seluruh item-item pekerjaan diatas akan menjadi variabel dalam perhitungan analisa harga satuan. Hasil perhitungan Analisa Harga Satuan pekerjaan selanjutnya dikumpulkan dalam rekapitulasi RAB (Rencana Anggaran dan Biaya) bangunan yang akan saya tampilkan pada posting artikel berikutnya. Sekali lagi saya akan bilang : keep your interest with this blog ^.^

Artikel terkait :
Biaya Desain Arsitektur dan Biaya Produksi Bangunan
Menghitung Analisa Harga Satuan
Menghitung RAB (Rencana Anggaran dan Biaya)
Membangun dan Merenovasi Rumah ala Desainer


Architectaria - Arsitek dan Perencana



14 comments:

andiana said...

pertamaxxx..
(sebelum komentar, mau berkeluh kesah, blog kau lagi error. sebel!)

rumahku tipe 45 yang diperluas jadi 54 alias gak ada taman lagi.hehehe..rencananya mau ditingkat ajah (meski tau kapan realisasinya). maklum rumah perumnas *geli sendiri*

bisa gak gambar di artikel ini diaplikasikan buat tipe 54?

Aria said...

Pertama kali baca tulisan mbak *kaget* sekalian *geleng-geleng* apa iya blog saya eror...Hiks!

Klo sket gambar ini mau diaplikasikan bisa banget mbak diana.. Klo mbak pny rencana untuk membuat rumah 2 lantai itu lebih bagus..Istilahnya rumah tumbuh gituh :). Mungkin nanti yg dirubah pd layout lantai 1, mbak tinggal menghilangkan 1 kamar. Jd dilantai 1 cm ada 2 kamar + kamar mandi + pantri+ ruang tamu.. Nanti dilantai 2 bisa ditambahkan 1 kamar lagi + ruang jemuran, dsb.. Oc :)

Anonymous said...

persis yang aku bayangkan! :)

kalau di lantai 2 jadi 2-3 kamar plus kamar mandi plus ruang jemur....bisa gak? Maxa ya? soalnya rencana mau bikin kamar kost buat tambah penghasilan..hehehe....

aku udah sempet bikin cakar ayam (apa sih istilah arsitekturnya?) di bagian belakang rumah waktu aku beli 6 tahun lalu. mungkin kalo aku mau tambah lantai, cakar ayamnya kudu nambah di tengah dan depan x ye?

(kepanjangan gak seh?)
(soal blogmu, iya tadi sempet agak blur gak bisa dilihat. sekarang udah oke kok)

Anonymous said...

ARRGGGHHH ngitung gini ni dulu ga lulus kuliahnya aku.


privat plis...

Aria said...

@ Mbak diana : untuk lantai 2, mungkin untuk kenyamanan maximal hanya bisa 2 kamar + ruang tamu + kamar mandi + tempat menjemur.. kKarna harus dipikirkan juga ruang tangga untuk menghubungkan antara lanta 1 dan lantai 2.. Jd untuk kenyamanan sebaiknya jgn dipksakan untuk membuat 3 kamar tidur :)

Cakar ayam : Ini lebih masuk ke bidang teknik sipil daripada arsitektur.. Tp kebetulan mbak sedang bertanya pada orang yg juga insinyur teknik sipil...hehehe *narsis*..Pondasi cakar ayam itu Jenis pondasi dengan memanfaatkan tekanan tanah pasif untuk meningkatkan daya dukung tanah dalam mendukung bangunan diatasnya. Pondasi cakar ayam biasa digunakan pada daerah dimana kondisi tanahnya kurang baik mendukung beban (kondisi tanah kritis, akibat dari muka air tanah yang terlalu tinggi atau mendekati permukaan tanah pada elevasi 0.00 )
Contoh pondasi cakar ayam itu adalah pondasi stadion senayan yg dibangun didaerah yg dulunya daerah payau/rawa2..trus jalan tol sediatmo (kebetulan pondasi cakar ayam ditemukan Prof, R. Sediatmo). Kalo untuk menambah pondasi berarti musti bongkar rumah donk...hahaha, tp kalo di daerah yg tanahnya bagus seperti kebanyakan daerah di pulau jawa, mungkin tidak perlu menambah volume pondasi..krn bangunan 2 lantai juga tidak terlalu berat untuk disokong oleh pondasi dangkal tipe menerus seperti yg sekarang ada dibawah rumah mbak diana ..Semoga membantu :)

Aria said...

@ Aik : La...la...la...la... Hahahaha. Mau ditambahin tutorial perencanaan bar chart, s-curve n penjadwalan+pengendalian material gak? ekekekeke.. Peace ^.^

Anonymous said...

oooohhhhhhh..gituh..soalnya takut ajah kalo gak pake cakar ayam tiba2 rubuh..hihihihihi....

trus, masalah rangka atap/kuda2/plafond...itu kan kayu ya? seperti yang sayah bilang kalau di daerahku itu rayapnya ganas2...kayunya mesti dioven dong ya? kalo ganti baja ringan bisa kan? mahalan mana?

-romanpicisan-

Aria said...

Klo rangka atap pengganti kayu namanya truss .Bahannya baja ringan, Setelah ini Jangan dibalik balik yah :)

Kayaknya sekarang emank lebih bagus baja ringan.. Dan pilihan baja ringan itu lebih smart n dri tinjauan ekonomi jg gak rugi. Anggap aja baja ringan itu lebih mahal dikit, tapi kan lebih tahan lama. Kalo kuatnya harus diteliti, kuat desak, tekan, tarik itu kan hubungannya ama sifat fisis n mekanis bahan..Masing2 punya kelebihan n kekurangan. Tp pilihan pd baja ringan itu saya anggap smart.

Anonymous said...

heee..soalnya lagi liat2 buku desain di Giant, kok ada masalah baja ringan? wah, kayaknya oke juga tuh! anti rayap!heheheh...

trus masalah sanitasi, brubung rumah perumnas, jadi septic tank masih gabung ama tetangga belakang (serem ya?). kalo mo dipisah, gimana ya?

-romanpicisan-

Aria said...

@ Mbak diana : Baja ringan ada masalah? Sebenarnya semua material bangunan punya masalah. Kayu rentan sama rayap, kurang kuat thd gaya geser, Beton kurang kuat thd gaya tekan arah melintang, baja kurang kuat thd gaya tarik aksial, dsb. Khusus untuk baja, masalh yg paling umum adalah: baja termasuk dalam material yg thermoplastis. Artinya sifat fisis dan sifat mekanis baja sangat dipengaruhi oleh temperatur. Jika temperatur/suhu terlalu tinggi maka secara fisis baja akan berubah bentuk, akibat dari perubahan bentuk penampang baja, akan mempengaruhi sifat mekanisnya, yaitu kekuatan baja dalam menahan gaya-gaya luar sampai pada batas terjadinya deformasi.
Kalo soal septic tank saya pikir tidak perlu untuk bikin baru..Krn saat perumahan dibuat, seharusnya perencana sudah menghitung kapasitas volume tampungan dari septic tank. Artinya klo 1 septic tank dibuat untuk melayani 2 rumah berarti septic tabk itu mampu mengakomodasi flow in dan flow out "sampah" dari 2 rumah yg dimaksud. Semoga membantu :)

Anonymous said...

iya, tapi tetangga belakang bawelnya 1/2 mati soal "bom nuklir" itu. warga dia lebih banyak, sementara warga rumahku cuman 2 orang (plus umar jadi 3) tapi kenapa bayar kalo ada pemberishan kudu 50-50??kan gak adil. makanya kepikiran bikin sendiri.

doain deh rejeki lancar, biar cepet2 renov rumah. musim ujan musim bocor neh...

-romanpicisan-

Aria said...

Ahahahahah.. kalo udah urusan sum-sum an setoran, saya bingung mbak. Tp kalo emank lahan nya masih ada n ada anggran khusus buat septic tank nya, saya pikir ide bagus juga klo mau bikin septic tank sendiri. :)

Anonymous said...

Pak Pak, permisi numpang nanya... cara tau kebutuhan baja ringan +ngitung RAB baja ringan gimana y pak? ...apa itu bukan urusan si perancang? melainkan urusan si produsen produk tersebut? ...makasih sebelumnya :)

akira said...

aku mau tanya niey...

jika membangun rumah 2 lantai dengan panjang 10 m dan lebar 9 meter,tp lantai 1 cuma sebagai basement (tanpa dinding ),jika menggunakan pondasi batu kali dengan alasnya 6ocm X 60cm dan tinggi 80 cm apakah sudah kuat??kl misalnya belum kuat,berapakah ukuran minimal pondasi batu kalinya???

terima kasih

NB : tolong bls ke email akira_sendoh89@ymail.com

dan kolomnya ukuran 20cm X 20cm apakah sudah cukup??